Selasa, 16 Februari 2016

TAHAPAN PERUBAHAN LAMBANG GKE



TAHAPAN PERUBAHAN LAMBANG
GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS (GKE) SEJAK TH.1960-an HINGGA 2015

Lambang adalah penunjuk identitas diri yang penuh dengan makna. Di dalamnya terkandung dasar, filosopi dan cita-cita yang diperjuangkannya (visi dan misi). Lambang juga mengandung artian branding, merek dengan kualitas yang handal bagi masyarakat. Secara historis Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) mengenal beberapa versi lambang, antara lain:

1.    Lambang Salib
Lambang Salib adalah versi tertua dari lambang yang dipergunakan oleh GKE, yakni sejak tahun 1960an sampai akhir tahun 1984. Lambang ini baru dalam bentuk cap stempel, karena kurun waktu ini masih belum dikenal penggunaan lambang seperti pada kop surat sekarang ini.






                   (Masa sebelum Th. 1975)                                 (Masa Th.1975-1981)                    ( Masa Th. 1981-1984)






2.    Lambang GKE pada Kemenkumham RI
Pada tahun 1968 pemerintah mengadakan pembersihan sisa-sisa Gerakan 3o September di segala bidang. Upaya ini dituangkan dalam Pancakrida. Setiap daerah melalui PEPELRADA (Penguasa Pelaksana Perang Daerah) termasuk Kalimantan, melakukan upaya pembersihan dari anasir-anasir komunisme. Semua lembaga, institusi dan organisasi diwajibkan untuk menyatakan kesetiaan kepada Pancasila dengan cara mendaftarkan diri bersama dengan statuta dan lambang organisasi yang melambangkannya. Merespon keputusan pemerintah tersebut pada tahun 1969 maka GKE di bawah pimpinan Pdt. E. Saloh menugaskan Bapak A. A. Sinaga, W.A. Narang, Pdt. Edwin Masal dan M.P. Lambut untuk membuat lambang GKE untuk didaftarkan secara resmi di Kementrian Hukum RI tahun 1969.


3.    Sayembara Pembuatan Lambang GKE
Pada tahun 1982 Majelis Sinode mengadakan sayembara pembuatan lambang GKE. Inilah lambang GKE yang keluar sebagai pemenang yang dibuat oleh Bapak Drs. Harteman F.Nangu. Pengumuman pemenang lomba disampaikan dengan Surat pemberitahuan MS GKE No. 782/MSGKE/U.I/9/1982 tanggal 16 September 1982.

  
4.    Penggunaan Lambang Secara Resmi oleh Majelis Sinode GKE
Penggunaan pertama lambang GKE secara resmi dalam dokumen GKE baru dimulai pada Januari 1985, baik pada kop surat resmi maupun pada cap stempel. Versi ini muncul perdana dengan warna hitam putih. Lambang GKE baru dituangkan ke dalam Tata Gereja GKE untuk pertama kalinya dalam Sinode Umum XX GKE tahun 2000 di Muara Teweh.

Setelah Sinode Umum XXI GKE di Balikpapan, lambang GKE mulai dipkai dalam bentuk berwarna. Namun, implentasinya dalam kop surat resmi baru digunakan pada tahun 2007. Tata Gereja GKE kembali direvisi pada Sinode Umum XXII GKE di Pontianak tahun 2010. Dalam pasal 3 Tata Gereja GKE ini ada beberapa perubahan dan penambahan berkenaan dengan lambang GKE sehingga bunyinya menjadi demikian: (ayat 1) “Lambang Gereja Kalimantan Evangelis terdiri dari pulau Kalimantan, perahu yang membawa Alkitab, salib dan huruf Alpha dan Omega sedang berlayar di samudera atau lautan, tahun 1935 dan nama Gereja Kalimantan Evangelis yang keseluruhannya dikelilingi lingkaran.  
Unsur-unsur dari lambang itu disusun dalam paduan warna biru, hitam, hijau, kuning dan merah”. (ayat 2) “Arti lambang Gereja Kalimantan Evangelis tersebut dimuat dalam Peraturan Gereja Kalimantan Evangelis”. Pada lambang GKE yang ditetapkan juga ada perubahan, yakni pada lingkaran dalam yang sebelumnya berbentuk tajam seperti gergaji menjadi berbentuk tidak tajam persegi empat. Lambang dimaksud adalah seperti disamping ini.

5. Lambang GKE Hasil Perubahan Pada SU XXIII di Tamiang Layang

   2. Tiga lingkaran konsentris luar yang melambangkan Tri Panggilan Gereja. Garis lingkar paling luar adalah Koinonia, Garis lingkar tengah adalah Marturia dan Garis lingkar dalam adalah Diakonia.

       3. Satu lingkaran bergerigi melambangkan dinamika tantanganyang dihadapi GKE setiap saat, baik dari dalam maupun dari luar, kendatipun demikian gereja selalu bekerja dengan berporos pada Yesus Kristus.

 4. Tulisan GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS berwarna ungu dalam busur lingkaran menyatakan      nama Gereja 

5.  Angka 1839 dengan warna unggu adalah tahun lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis berdasarkan atas baptisan pertama 10 April   1839 di Bethabara.   

6.    Gambar peta pulau Kalimantan melambangkan pusat dan wilayah pelayanan GKE.   

8.     Buku yang terbuka di atas perahu melambangkan Alkitab sebagai Firman Allah yang selalu siap dibaca, ditaati, dipraktikkan dan diberitakan.

9.    Salib berwarna merah melambangkan darah Kristus yang menyelamatkan dan melambangkan kemenangan dari berbagai kuasa jahat dan tantangan. Salib yang puncaknya memasuki wilayah negara tetangga, sebagai gambaran cita-cita untuk mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi. 

10.  Huruf kapital Yunani klasik Alpha “Д” di bagian Alkitab kiri dan huruf kapital Yunani klasik OmegaΩ” di bagian Alkitab kanan melambangkan kasih dan kuasa Kristus yang tidak berakhir.

11.  Lima buah gelombang melambangkan tantangan yang dihadapi umat dalam menaati Firman Tuhan, dan melambangkan lima sila Pancasila sebagai asas bernegara dan bermasyarakat.

12.   Warna-warna Kuning, hitam, merah, putih, hijau dan biru melambangkan berbagai makna yang agung dan positif.

a)   Kuning keemasan yang menjadi latar belakang dan mendominasi lambang berarti     kejayaan GKE.
b)     Hitam yang menjadi lingkaran luar bermakna Kekekalan
c)   Merah yang menjadi lingkaran luar bagian dalam bermakna keberanian menghadapi segala tantangan.
d)    Hitam yang menjadi lingkaran dalam bergigi bermakna Kekekalan
e)    Ungu pada tulisan Gereja Kalimantan Evangelis dan tahunnya berarti kebijaksanaan dan keseimbangan hidup
f)     Hijau pada pulau Kalimantan bermakna damai sejahatera (kemakmuran)
g)   Putih pada pulau Kalimantan bermakna kehidupan baru bagi Injil dan kesempatan baru bagi pemberitaan Kabar Baik.
h)     Merah pada salib bermakna kasih, pengorbanan dan keselamatan Kristus
i)      Putih pada Alkitab bermakna kebenaran dan kemuliaan yang abadi.
j)      Hitam pada tulisan Alpa dan Omega bermakna kekekalan
k)     Hitam bergaris pada Jukung bermakna kebersamaan dan persekutuan
l)       Biru pada gelombang air bermakna kegigihan

Sumber : diambil dari Buku Daftar Keputusan SU XXIII Gereja Kalimantan Evangelis tanggal 6-10 Juli 2015 di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar