TAHAPAN PERUBAHAN LAMBANG
GEREJA KALIMANTAN
EVANGELIS (GKE) SEJAK TH.1960-an HINGGA 2015
Lambang adalah penunjuk identitas diri
yang penuh dengan makna. Di dalamnya terkandung dasar, filosopi dan cita-cita
yang diperjuangkannya (visi dan misi). Lambang
juga mengandung artian branding,
merek dengan kualitas yang handal bagi masyarakat. Secara historis Gereja
Kalimantan Evangelis (GKE) mengenal beberapa versi lambang, antara lain:
1. Lambang
Salib
Lambang Salib adalah versi tertua dari
lambang yang dipergunakan oleh GKE, yakni sejak tahun 1960an sampai akhir tahun 1984. Lambang ini baru
dalam bentuk cap stempel,
karena kurun waktu ini masih belum dikenal penggunaan lambang seperti pada kop surat sekarang
ini.
(Masa sebelum Th. 1975) (Masa Th.1975-1981) ( Masa Th. 1981-1984)
|
||
2. Lambang
GKE pada Kemenkumham RI
Pada
tahun 1968 pemerintah mengadakan pembersihan sisa-sisa Gerakan 3o September di segala bidang. Upaya ini dituangkan
dalam Pancakrida. Setiap
daerah melalui PEPELRADA (Penguasa Pelaksana Perang Daerah) termasuk Kalimantan,
melakukan upaya pembersihan dari anasir-anasir komunisme. Semua lembaga, institusi dan
organisasi diwajibkan untuk menyatakan kesetiaan kepada Pancasila dengan cara
mendaftarkan diri bersama dengan statuta dan lambang organisasi yang
melambangkannya. Merespon
keputusan pemerintah tersebut pada tahun 1969 maka GKE di bawah pimpinan Pdt. E. Saloh menugaskan
Bapak A. A. Sinaga, W.A. Narang,
Pdt. Edwin Masal
dan M.P. Lambut untuk membuat lambang GKE untuk didaftarkan secara
resmi di Kementrian Hukum RI tahun 1969.
3. Sayembara Pembuatan Lambang GKE
Pada tahun
1982 Majelis Sinode mengadakan sayembara pembuatan lambang GKE. Inilah lambang
GKE yang keluar sebagai pemenang yang dibuat oleh Bapak Drs. Harteman F.Nangu. Pengumuman
pemenang lomba disampaikan
dengan Surat pemberitahuan
MS GKE No. 782/MSGKE/U.I/9/1982 tanggal 16 September 1982.
4. Penggunaan Lambang Secara Resmi oleh Majelis Sinode GKE
Penggunaan
pertama lambang GKE secara resmi dalam dokumen GKE baru dimulai pada Januari
1985, baik pada kop surat resmi maupun pada cap stempel. Versi ini muncul perdana
dengan warna hitam putih. Lambang
GKE baru dituangkan ke dalam Tata Gereja GKE untuk pertama kalinya dalam Sinode
Umum XX GKE tahun 2000 di Muara Teweh.
Setelah Sinode Umum XXI GKE di Balikpapan, lambang GKE mulai dipkai dalam
bentuk berwarna. Namun,
implentasinya dalam kop surat resmi baru digunakan pada tahun 2007. Tata Gereja GKE kembali
direvisi pada Sinode Umum XXII GKE di Pontianak tahun 2010. Dalam pasal 3 Tata
Gereja GKE ini ada beberapa perubahan dan penambahan berkenaan dengan lambang
GKE sehingga bunyinya menjadi demikian: (ayat 1) “Lambang Gereja Kalimantan
Evangelis terdiri dari pulau Kalimantan, perahu yang membawa Alkitab, salib dan
huruf Alpha dan Omega sedang berlayar di samudera atau
lautan, tahun 1935 dan nama Gereja Kalimantan Evangelis yang keseluruhannya dikelilingi
lingkaran.
Unsur-unsur dari lambang itu disusun
dalam paduan warna biru, hitam, hijau, kuning dan merah”. (ayat 2) “Arti
lambang Gereja Kalimantan Evangelis tersebut dimuat dalam Peraturan Gereja
Kalimantan Evangelis”. Pada lambang GKE yang ditetapkan juga ada perubahan,
yakni pada lingkaran dalam yang sebelumnya berbentuk tajam seperti gergaji
menjadi berbentuk tidak tajam persegi empat. Lambang dimaksud adalah seperti disamping ini.
5. Lambang GKE Hasil Perubahan Pada SU XXIII di Tamiang Layang
1. Lambang
GKE berbentuk lingkaran (bundar) melambangkan kesatuan jemaat-jemaat GKE dan
relasi dengan gereja luar, serta tekad pelayanan yang tidak berkesudahan.
2. Tiga
lingkaran konsentris luar yang melambangkan Tri Panggilan Gereja. Garis lingkar
paling luar adalah Koinonia, Garis lingkar tengah adalah Marturia dan Garis lingkar dalam adalah Diakonia.
3. Satu lingkaran bergerigi melambangkan dinamika tantanganyang dihadapi GKE setiap saat, baik dari dalam maupun dari luar, kendatipun demikian gereja selalu bekerja dengan berporos pada Yesus Kristus.
3. Satu lingkaran bergerigi melambangkan dinamika tantanganyang dihadapi GKE setiap saat, baik dari dalam maupun dari luar, kendatipun demikian gereja selalu bekerja dengan berporos pada Yesus Kristus.
4. Tulisan
GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS berwarna ungu dalam busur lingkaran menyatakan nama Gereja
5. Angka 1839 dengan warna unggu adalah tahun lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis berdasarkan atas baptisan pertama 10 April 1839 di Bethabara.
6. Gambar peta pulau Kalimantan melambangkan pusat dan wilayah pelayanan GKE.
5. Angka 1839 dengan warna unggu adalah tahun lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis berdasarkan atas baptisan pertama 10 April 1839 di Bethabara.
6. Gambar peta pulau Kalimantan melambangkan pusat dan wilayah pelayanan GKE.
8. Buku yang terbuka di atas perahu melambangkan Alkitab sebagai Firman Allah yang selalu siap dibaca, ditaati, dipraktikkan dan diberitakan.
9. Salib
berwarna merah melambangkan darah Kristus yang menyelamatkan dan melambangkan
kemenangan dari berbagai kuasa jahat dan tantangan. Salib yang puncaknya
memasuki wilayah negara tetangga, sebagai gambaran cita-cita untuk mengabarkan
Injil sampai ke ujung bumi.
10. Huruf
kapital Yunani klasik Alpha “Д” di
bagian Alkitab kiri dan huruf kapital Yunani klasik Omega “Ω” di bagian Alkitab kanan melambangkan kasih dan kuasa
Kristus yang tidak berakhir.
11. Lima buah gelombang melambangkan
tantangan yang dihadapi umat dalam menaati Firman Tuhan, dan melambangkan lima
sila Pancasila sebagai asas bernegara dan bermasyarakat.
12. Warna-warna Kuning, hitam, merah,
putih, hijau dan biru melambangkan berbagai makna yang agung dan positif.
a) Kuning keemasan yang menjadi latar belakang dan
mendominasi lambang berarti kejayaan GKE.
b) Hitam yang menjadi lingkaran luar bermakna
Kekekalan
c) Merah yang menjadi lingkaran luar
bagian dalam bermakna keberanian menghadapi segala tantangan.
d) Hitam yang menjadi lingkaran dalam
bergigi bermakna Kekekalan
e) Ungu pada tulisan Gereja Kalimantan
Evangelis dan tahunnya berarti kebijaksanaan dan
keseimbangan hidup
f) Hijau pada pulau Kalimantan bermakna
damai sejahatera (kemakmuran)
g) Putih pada pulau Kalimantan bermakna
kehidupan baru bagi Injil dan kesempatan
baru bagi pemberitaan Kabar Baik.
h) Merah pada salib bermakna kasih,
pengorbanan dan keselamatan Kristus
i)
Putih pada Alkitab bermakna kebenaran
dan kemuliaan yang abadi.
j) Hitam pada tulisan Alpa dan Omega
bermakna kekekalan
k) Hitam bergaris pada Jukung bermakna
kebersamaan dan persekutuan
l) Biru pada gelombang air bermakna
kegigihan
Sumber : diambil dari Buku Daftar Keputusan SU XXIII Gereja Kalimantan Evangelis tanggal 6-10 Juli 2015 di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar