“Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seseorang berbuat dosa, kita
mempunyai seseorang pengantara pada Bapa, yaitu Kristus, yang adil (1 Yoh.
2:1).
Dosa
adalah sebuah fakta yang nyata dalam diri manusia. Karena itu, jika seseorang
berkata bahwa ia tidak berdosa maka ia menipu dirinya sendiri dan kebenaran
tidak ada di dalam dia (1 Yoh.1:8). Akan tetapi selalu ada pengampunan bagi mereka
yang mengakui dosanya (1Yoh.1:9). Inilah penegasan Yohanes dalam suratnya
kepada para pembacanya. Yohanes memang menginginkan pembacanya serius
memperhatikan masalah dosa. Ia berharap mereka tidak berbuat dosa sebab dapat
merusak persekutuan mereka dengan Allah. Dosa adalah pemberontakan yang tiada
tara terhadap Tuhan sang pencipta kita sendiri. Akibat dosa juga luar biasa,
selain berefek penderitaan kepada semua makhluk, dosa satu orang Adam
mengakibatkan semua orang keturunannya juga berdosa (Rm. 5:12). Tidak seorang
pun yang dapat membebaskan diri akibat hukuman dosa, yakni maut. Karena itu,
keberdosaan manusia di hadapan Allah tidak dapat dibandingkan dengan
kedurhakaan seorang anak sekali pun terhadap orang tuannya sendiri. Bagaimana
pun bandel, kurang ajar bahkan durhakanya seorang anak, orang tuanya tidak akan
sampai hati membinasakan anaknya sendiri. Mereka bisa marah dan menghukum,
tetapi kemudian mereka kembali mengampuni anak-anaknya.
Demikian
juga kasih Allah jauh melampaui kasih orang tua. Allah yang mahakuasa, walau
pun murka terhadap dosa, namun kasih karunia-Nya jauh melampaui kedahsyatan
dosa. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang (Adam), semua orang telah
menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang (Yesus), semua
orang menjadi orang benar (Rm.5:19). Apa yang kita pelajari dari nas ini bahwa
Tuhan sungguh-sungguh menjadi “orang tua” yang luar biasa bagi semua orang
percaya. Di saat kita sebagai anak-anak-Nya berbuat dosa dan melukai
perasaan-Nya, Dia rela merendahkan diri dan mengambil alih hukuman kita sebagai
kurban tebusan dosa demi memulihkan hubungan kita kembali dengan Allah. Inilah
anugerah terbesar dari Tuhan. Anugerah adalah sebuah pemberian yang sebenarnya
kita tidak berhak menerimanya, tetapi diberikan kepada kita secara cuma-cuma. Maka
kita yang sudah menerima anugerah keselamatan Tuhan itu harus membalasnya
dengan cara: pertama, tidak
bermain-main dengan dosa. Kedua,
beritakanlah kasih Allah melalu Kristus
kepada orang-orang di sekeliling kita, agar mereka pun beroleh kasih karunia
dan pembenaran oleh iman melalui Yesus Kristus.
(Pdt.Dermawisata J.
Baen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar