Selasa, 16 Februari 2016

KASIH KARUNIA MENGALAHKAN DOSA



“Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seseorang pengantara pada Bapa, yaitu Kristus, yang adil (1 Yoh. 2:1).
Dosa adalah sebuah fakta yang nyata dalam diri manusia. Karena itu, jika seseorang berkata bahwa ia tidak berdosa maka ia menipu dirinya sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam dia (1 Yoh.1:8). Akan tetapi selalu ada pengampunan bagi mereka yang mengakui dosanya (1Yoh.1:9). Inilah penegasan Yohanes dalam suratnya kepada para pembacanya. Yohanes memang menginginkan pembacanya serius memperhatikan masalah dosa. Ia berharap mereka tidak berbuat dosa sebab dapat merusak persekutuan mereka dengan Allah. Dosa adalah pemberontakan yang tiada tara terhadap Tuhan sang pencipta kita sendiri. Akibat dosa juga luar biasa, selain berefek penderitaan kepada semua makhluk, dosa satu orang Adam mengakibatkan semua orang keturunannya juga berdosa (Rm. 5:12). Tidak seorang pun yang dapat membebaskan diri akibat hukuman dosa, yakni maut. Karena itu, keberdosaan manusia di hadapan Allah tidak dapat dibandingkan dengan kedurhakaan seorang anak sekali pun terhadap orang tuannya sendiri. Bagaimana pun bandel, kurang ajar bahkan durhakanya seorang anak, orang tuanya tidak akan sampai hati membinasakan anaknya sendiri. Mereka bisa marah dan menghukum, tetapi kemudian mereka kembali mengampuni anak-anaknya.
Demikian juga kasih Allah jauh melampaui kasih orang tua. Allah yang mahakuasa, walau pun murka terhadap dosa, namun kasih karunia-Nya jauh melampaui kedahsyatan dosa. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang (Adam), semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang (Yesus), semua orang menjadi orang benar (Rm.5:19). Apa yang kita pelajari dari nas ini bahwa Tuhan sungguh-sungguh menjadi “orang tua” yang luar biasa bagi semua orang percaya. Di saat kita sebagai anak-anak-Nya berbuat dosa dan melukai perasaan-Nya, Dia rela merendahkan diri dan mengambil alih hukuman kita sebagai kurban tebusan dosa demi memulihkan hubungan kita kembali dengan Allah. Inilah anugerah terbesar dari Tuhan. Anugerah adalah sebuah pemberian yang sebenarnya kita tidak berhak menerimanya, tetapi diberikan kepada kita secara cuma-cuma. Maka kita yang sudah menerima anugerah keselamatan Tuhan itu harus membalasnya dengan cara: pertama, tidak bermain-main dengan dosa. Kedua, beritakanlah kasih Allah melalu  Kristus kepada orang-orang di sekeliling kita, agar mereka pun beroleh kasih karunia dan pembenaran oleh iman melalui Yesus Kristus.

(Pdt.Dermawisata J. Baen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar