Apa yang
dimaksud Yohanes dengan perintah yang lama dan perintah yang baru pada nas kita?
Tentu saja firman Tuhan. Firman itu akan
tetap sebagai perintah lama, sepanjang perintah itu tidak dilakukan. Tetapi
firman itu sebagai perintah baru dan mengubah seseorang, ketika firman itu dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Yohanes mengambil contoh; “barangsiapa berkata
bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada dalam
kegelapan (1 Yohanes 2:9). Firman Tuhan ini mengingatkan kita akan dua hal penting:
1.
Mengasihi sesama adalah tanda seseorang telah hidup dalam terang, dan di dalam
dia tidak ada penyesatan (ay.10). Mungkin kita memiliki pengalaman yang
menyakitkan dalam kebersamaan dengan saudara seiman. Pengalaman kebersamaan
itu, kadangkala terasa lebih menyakitkan lagi apabila ditimbulkan oleh
orang-orang terdekat yang kita kenal baik. Ini tidak mengherankan, karena kita
sering terlalu banyak berharap kepada mereka. Dan ketika harapan kita tidak
terwujud, maka perseteruan muncul karena kekecewaan timbul di dalam hati kita. Perseteruan
adalah tanda seseorang masih hidup dalam kegelapan. Karena itu, betapa pun
sulitnya perintah untuk mengasihi saudara tetap harus kita lakukan, sebagai
bukti bahwa kita telah hidup di dalam terang. Mengasihi orang yang mengasihi
kita bukan perkara yang sulit, tetapi kasih justeru dibuktikan ketika kita
mengasihi orang yang membenci kita, dan untuk itu kita telah menjalankan
perintah Tuhan dengan benar.
2. Orang
yang hidup dalam terang akan membenci kegelapan. Kegelapan identik dengan
kejahatan dan kejahatan adalah perangkap iblis. Di Afrika Utara ada kebiasaan
menangkap kera dengan labu. Pada sisi labu dibuat lubang yang hanya cukup
dimasuki tangan kera. Isi labu dikeluarkan dan diganti dengan biji kacang dan labu
diikatkan pada sebatang pohon. Kera yang tertarik dengan kacang, memasukkan
tangannya dan meraup kacang itu. Namun lubang pada labu terlalu kecil bagi
kera, karena genggamannya penuh dengan kacang. Karena tidak mau melepaskan
kacang dalam genggamannya, kera itu dengan mudah ditangkap oleh si pemburu.
Iblis menggunakan cara yang sama untuk menjerat kita. Selama kita menggenggam
kuat-kuat kekayaan, tanpa mau melepaskanya, maka kita akan diperbudak oleh
kekayaan itu. Karena itu, tepat kata firman Tuhan, “janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih
akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia,
yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukan berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia” (ay.15-16). Kita tidak dapat mengumpulkan
harta di surga, jika kita terus-menerus tanpa henti mengumpulkan harta dunia.
Jadi mana yang harus kita pilih, semuanya tergantung dengan anda.
(Pdt.Dermawisata J.
Baen, M.Th)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar