Selasa, 16 Februari 2016

MENGASIHI SESAMA TANDA HIDUP DALAM TERANG


Apa yang dimaksud Yohanes dengan perintah yang lama dan perintah yang baru pada nas kita? Tentu saja  firman Tuhan. Firman itu akan tetap sebagai perintah lama, sepanjang perintah itu tidak dilakukan. Tetapi firman itu sebagai perintah baru dan mengubah seseorang, ketika firman itu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Yohanes mengambil contoh; “barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada dalam kegelapan (1 Yohanes 2:9). Firman Tuhan ini mengingatkan kita akan dua hal penting:

1. Mengasihi sesama adalah tanda seseorang telah hidup dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan (ay.10). Mungkin kita memiliki pengalaman yang menyakitkan dalam kebersamaan dengan saudara seiman. Pengalaman kebersamaan itu, kadangkala terasa lebih menyakitkan lagi apabila ditimbulkan oleh orang-orang terdekat yang kita kenal baik. Ini tidak mengherankan, karena kita sering terlalu banyak berharap kepada mereka. Dan ketika harapan kita tidak terwujud, maka perseteruan muncul karena kekecewaan timbul di dalam hati kita. Perseteruan adalah tanda seseorang masih hidup dalam kegelapan. Karena itu, betapa pun sulitnya perintah untuk mengasihi saudara tetap harus kita lakukan, sebagai bukti bahwa kita telah hidup di dalam terang. Mengasihi orang yang mengasihi kita bukan perkara yang sulit, tetapi kasih justeru dibuktikan ketika kita mengasihi orang yang membenci kita, dan untuk itu kita telah menjalankan perintah Tuhan dengan benar.

2. Orang yang hidup dalam terang akan membenci kegelapan. Kegelapan identik dengan kejahatan dan kejahatan adalah perangkap iblis. Di Afrika Utara ada kebiasaan menangkap kera dengan labu. Pada sisi labu dibuat lubang yang hanya cukup dimasuki tangan kera. Isi labu dikeluarkan dan diganti dengan biji kacang dan labu diikatkan pada sebatang pohon. Kera yang tertarik dengan kacang, memasukkan tangannya dan meraup kacang itu. Namun lubang pada labu terlalu kecil bagi kera, karena genggamannya penuh dengan kacang. Karena tidak mau melepaskan kacang dalam genggamannya, kera itu dengan mudah ditangkap oleh si pemburu. Iblis menggunakan cara yang sama untuk menjerat kita. Selama kita menggenggam kuat-kuat kekayaan, tanpa mau melepaskanya, maka kita akan diperbudak oleh kekayaan itu. Karena itu, tepat kata firman Tuhan, “janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (ay.15-16). Kita tidak dapat mengumpulkan harta di surga, jika kita terus-menerus tanpa henti mengumpulkan harta dunia. Jadi mana yang harus kita pilih, semuanya tergantung dengan anda.

(Pdt.Dermawisata J. Baen, M.Th)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar